Selasa, 18 Agustus 2009

Pelatihan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)








Pelatihan Anggota Badan Permusyawaratan Desa(BPD)
Kecamatan Kejajar – Watumalang
Kerjasama Pemda Kab. Wonosobo- Friedrich Naumann Stiftung (FNS) Jerman
Wonosobo, 3- 7 Agustus 2009

Setelah menunggu sekian lama, BPD akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan. Walau dalam APBD Wonosobo Tahun 2009 Bidang Pemerintahan Desa, Bapermasdes (eks. Bagian Pemdes) tidak mendapatkan anggaran untuk pelatihan. Namun atas dukungan/kontribusi dari Pemerintah desa dan BPD Kecamatan Kejajar dan Watumalang serta bantuan dari FNS akhirnya Pelatihan BPD dapat dilaksanakan.

Pelatihan dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 3 – 7 Agustus 2009 bertempat di BLK Wonosobo, peserta pelatihan adalah anggota BPD dari Kec. Kejajar dan Watumalang sebanyak 60 orang. Fasilitator pelatihan berasal dari FNS dan Staf Bidang Pemerintahan Desa (Bapermasdes).

Metode pelatihan dilakukan dengan cara pemaparan, diskusi dan kerja kelompok, selama mengikuti pelatihan para anggota BPD mendapatkan berbagai materi yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya sebagai anggota BPD. Materi utama yang disampaikan adalah :

· Refresh tugas /kewajiban BPD dan Kepala desa
· Keuangan Desa / APBDesa dan AlokAsi Dana Desa
· Prinsip Tata Pemerintahan yang baik “good governance”
· Perencanaan Pembangunan Desa berbasis Lingkungan
· Studi kasus fungsi legislasi, Pengawasan dan aspirasi BPD
· Tata Cara Rapat/Sidang BPD
· LPPD / LKPJ Kepala Desa
· Seni/teknik berkomunikasi

Dengan materi ini diharapkan para anggota BPD dapat memahami posisinya dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa menimbulkan gesekan antara Pemerintah Desa dan BPD.

Kapan Anggota BPD kecamatan lain akan dilatih juga? Program pelatihan BPD kerjasama dengan FNS rencana akan dilanjutkan setelah Lebaran, sekitar Bulan Oktober.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala desa dan BPD Kecamatan Kejajar dan Watumalang, para fasilitator pelatihan, Mas Beka, Mas Ova dan Ibu Anung dari FNS atas dukungan dan kerjasamanya, dan juga untuk Mr. Heuvers atas perhatiannya yang luar biasa untuk Kabupaten Wonosobo.

Selasa, 28 Juli 2009

Ternyata Masih Ada Gotong Royong







Masyarakat Desa Tambi khususnya dusun Tambi yang menerima anggaran infrastruktur dari ADD 2009, bergotong royong melaksanakan kegiatan pavingisasi jalan-jalan dusun sekitar 1.100 meter.
Begitu semangat warga dalam bergotong royong tanpak perempuan dan anak-anak ikut andil terpantau sejak hari selasa 30 juni mereka mengerjakan pemasangan paving sampai pukul 24.00 (12 malam), gotong royong masih dilanjutkan hari kamis 2 Juli.
Yang menggembirakan, Keuangan desa dipegang dan diadminitrasikan dengan baik oleh Bendahara Desa Muarif dan sebagai bentuk transparansi kepala desa Tambi Tripitoyo, senantiasa menyampaikan pendapatan dan belanja desa sehingg a masyarakat dapat mengetahui keuangan yang ada termasuk ADD

Minggu, 26 Juli 2009

Catatan Road Show Bupati Wonosobo Part 2

Waktu berjanji sudah lewat, saatnya mewujudkan janji

Putaran terakhir Roadshow Bupati Wonosobo pada tiap kecamatan dilaksanakan di Kecamatan Kejajar, jika pelaksanaan pada setiap kecamatan yang telah dilewati dievaluasi, maka partisipasi terendah terjadi di kecamatan Garung, karena tingkat kehadiran peserta sangat minim dibanding kecamatan lainnya.

Banyak kejadian lucu dan menarik di road show, karena ada Bupati, ada banyak pejabat yang kurang pede dan bingung menjawab pertanyaan peserta, ada pejabat yang terburu-buru sms stafnya karena tidak paham jawaban yang harus disampaikan, ada pejabat yang tidak pernah absen ikut terus road show kemana pun Bupati pergi, dari semua itu, penulis yakin, jika tidak ada Bupati, maka jawaban para pejabat terhadap pertanyaan peserta pasti berbeda, biasanya jawaban pejabat begini , bla bla bla …nanti kita kaji, atau ya nanti kita coba usulkan, atau ya terima kasih atas masukannya, atau coba buat surat usulan tertulis,,,,

Terlalu banyak waktu terbuang, terlalu banyak PR yang belum diselesaikan, padahal waktu sudah lewat 4 tahun, salah satu peserta mengatakan dengan setengah berbisik kepada penulis : “seharusnya saat ini bukan lagi waktunya untuk berjanji, tapi saat ini harusnya sudah waktunya mewujudkan janji”…. Dan “memenuhi janji-janji yg belum terpenuhi”, menarik pernyataan peserta tersebut, walau disampaikan dengan hati-hati ke telinga penulis, seolah khawatir terdengar oleh peserta yang lain, yang nampak masih bersemangat menyampaikan usulan pembangunan di desanya.

Rupanya si pembisik gemas dengan apa yang disampaikan oleh pembicara di depan, dia melanjutkan pernyataannya kepada penulis,… coba mas, kenapa baru sekarang dilakukan ? kenapa tidak dari dulu dilakukan ? bukankah waktunya sekarang sudah hampir habis ? apakah ini tulus dilakukan tanpa ada kepentingan apapun ? saya ragu mas ?
Pernyataan-pernyataan si peserta itu seolah menggambarkan keraguan dan penyesalan yang mendalam terhadap kondisi yang terjadi saat ini.

Akhirnya acara pertemuan selesai juga, si peserta nampak bergegas berdiri seolah ingin segera keluar dari ruangan itu, si peserta pun pamit pulang, dan tidak lupa menyalami penulis sambil berbisik…. Maaf ya mas, bukannya saya tidak suka, saya hanya kecewa,… mas paham kan maksud saya kan, penulis tersenyum dan mengangguk.

Senin, 13 Juli 2009

Catatan Road Show Bupati Wonosobo “lebih baik terlambat daripada tidak”

Minggu ini Bupati Wonosobo yang didampingi oleh para Kepala SKPD berinisiatif melakukan road show keliling ditiap kecamatan untuk berdialog dengan para kepala desa dan BPD.

Dalam dialog tersebut para kepala desa dan BPD diberi kesempatan untuk berdialog dan menyampaikan berbagai permasalahan terutama yg terkait dengan infrastruktur pedesaan, situasinya hampir mirip musrenbang di kecamatan beberapa waktu lalu, hanya bedanya kali ini dipandu langsung oleh Bupati .

Hasil yang dicapai tentunya adalah daftar usulan kegiatan yang menyangkut kegiatan fisik dan non fisik, mulai dari jalan, air, irigasi dan listrik, juga berbagai usulan kegiatan lain yang mendorong peningkatan perekonomian masyarakat yang tentunya mendesak untuk segera dilaksanakan, walaupun usulan tersebut sebenarnya rata-rata merupakan usulan lama yang sudah masuk dan merupakan prioritas dalam musrenbang tahun 2009 lalu.

Ada kesamaan masalah yang disampaikan oleh peserta dimasing-masig kecamatan yaitu keluhan terhadap mekanisme perencanaan yang belum berjalan, ini merupakan kelemahan eksekutif yang kurang mampu mengawal kegiatan-kegiatan yg menjadi prioritas dari bawah.

Sebenarnya sistem perencanaan pembangunan kita sudah sangat jelas karena sudah diatur dalam Undang-undang Sistem Perencanaan Pembangunan nasional, hanya saja eksekutif kurang berani beragumentasi dalam mempertahankannya. Padahal jelas bahwa usulan yg dibawa eksekutif merupakan produk hasil musrenbang yang telah melalui proses dan perjalanan panjang mulai dari tingkat dusun, desa dan Kecamatan.

Eksekutif untuk mengawal usulan dari desa saja sudah kesulitan apalagi untuk mengawal dokumen RPJMD kabupaten sendiri, yang saat ini kondisi RPJMD kabupaten sudah mulai dilupakan padahal itu merupakan produk yang ditetapkan dengan Peraturan daerah yang berisi program kegiatan pembanguan yang menjadi prioritas sampai 5 (lima) tahun kedepan, Sayang itupun belum sepenuhnya dapat dilaksanakan .

Kita berharap smoga di Tahun 2010 itu semua dapat diimplementasikan.
karena waktu terus berjalan....

Senin, 22 Juni 2009

Andai Aku Seorang Kepala Desa

Seorang buruh tani terlihat sedang duduk di pematang sawah, kulitnya nampak hitam mengkilat tertimpa panas matahari. Sambil menghisap sebatang rokok pemberian sang Kepala Desa. Si buruh tani menghela nafas lelahnya setelah seharian dia mencangkul tanah bengkok milik kepala desa. Ia memandang langit yang mulai gelap, pikirannya menerawang jauh.

Andai aku seorang kepala desa….
Apa yang bisa aku lakukan untuk desaku...

· Akan aku hilangkan wajah kemiskinan di desaku ini..
· Akan aku perbaiki saluran irigasi, jalan dan jembatan di desaku..
· Akan aku beri modal pedagang-pedagang kecil di desaku…
· Akan aku latih dan beri keterampilan pemuda-pemudi di desaku agar mereka mampu berkarya…
· Akan aku dorong usaha-usaha kecil di desaku agar bisa tumbuh dan berkembang lebih baik …
· Akan aku sehatkan masyarakatku agar tidak ada lagi balita dan ibu hamil yang mati tiap tahun di desaku..
· Akan aku beri makanan tambahan untuk semua balita di desaku agar mereka bisa sehat, aktif dan ceria menatap masa depannya..
· Akan aku bangun pos PAUD dan TK agar anak2 di desaku sejak dini bisa mendapatkan pendidikan sebagai bekal masa depan mereka
· Akan aku ajak setiap warga untuk ikut merencanakan, melaksanakan dan melestarikan semua kegiatan pembangunan didesaku…
· Akan aku tumbuhkan lagi gotong royong di desaku yg kini sudah mulai hilang…
· Akan aku bangun perpustakaan di desaku agar masyarakatku gemar membaca dan bukan gemar menghabiskan waktu menonton sinetron dan gosip di TV..
· Dikala waktu magrib dan isya akan aku ramaikan kembali suara-suara anak remaja mengaji bersautan di setiap surau dan mushola di desaku…
· Akan aku beri latihan keterampilan untuk semua kelompok ibu-ibu di desaku agar mereka mampu berkarya untuk menambah penghasilan bagi keluarga mereka…
· Akan aku bantu anak-anak sekolah miskin di desaku untuk bisa melanjutkan terus pendidikannya…
· Akan aku bangun kelompok tani di desaku agar mereka dapat menikmati hasil jerih payah nya bertani…
· Akan aku bangun kembali “lumbung padi” didesaku agar setiap musim paceklik wargaku tidak lagi kesulitan pangan…
· Akan aku tanami kembali lahan-lahan kritis di desaku dengan tanaman kayu agar desaku kembali menjadi hijau dan asri..
· Akan aku jaga dan lestarikan hutan diatas desaku sehingga semua binatang yg hidup disana tidak lagi mengganggu tanaman warga desa...
· Akan aku jaga dan lestarikan sumber mata air dan sungai di desaku agar tidak lagi kering dan warga desaku tidak lagi kesulitan mencari air di saat musim kemarau tiba…
· Akan aku bangkitkan kembali seni budaya di desaku yg hampir punah…yang saat ini terkalahkan oleh indahnya gambar TV, parabola dan irama dangdut koplo..

Dan untuk itu aku berjanji…
· Akan aku hilangkan korupsi dan pungli di pemerintah desaku…
· Akan aku hidupkan kembali balai desaku yang hampir roboh karena tidak pernah dihuni….
· Akan aku ajak kyai dan tokoh agama untuk bersama membangun generasi muda didesaku, agar mereka menjadi generasi yang berbudi dan berakhlak mulia…

Si buruh tani tersentak…
Suara motor sang kepala desa datang membuyarkan lamunannya …..
Ia menghela nafas panjang…
Cangkul yang masih tertancap di tanah dia raih kembali…
Masih separuh petak lagi tanah yg belum dia selesaikan…
Sambil mengayunkan cangkulnya… terbayang wajah buruk desa tempat dia tinggal bersama istri dan anak-anaknya.

Seandainya…
Aku Seorang Kepala Desa…

Jumat, 12 Juni 2009

Keberhasilan ADD 2008 Desa Kecis Kecamatan Selomerto


Ini adalah salah satu kambing bantuan yang telah dibudidayakan dan sudah beranak 1,milik sdr Rusmanto Warga RT 03 Rw 02 Dusun Karangkobar Desa Kecis.

Prinsip Keterbukaan/transparansi benar-benar menjadi prioritas utama di Desa Kecis Kecamatan Selomerto.

Sehingga mulai dari perencanaanpun telah diupayakan melalui penggalian kebutuhan masyarakat. Setelah menjadi perdes tentang APB Desapun di sampaikan pada Acara Selapanan Seluruh Warga Masyarakat Desa dan juga di informasikan kepada masyarakat secara terbuka melalui selebaran yang ditempel di lingkungan RW/RT.

Ketika terjadi kendala, mengingat anggaran yang diposkan untuk warga miskin, rawan kecemburuan. pemerintah desa mengembalikan kepada masyarakat melalui wakil-wakilnya.

Tahun 2008 terdapat kegiatan fasilitasi rehab rumah tidak layak huni untuk 4 Rumah masing-masing Rp.1.500.000.-, melihat nominal anggaran memang hanya kecil namun sangat menggembirakan saat masyarakat tergerak untuk turut berswadaya dan berotong Royong hingga mencapai Rp 14.000.000.- sehingga diyakini Kepala Desa Kecis 2004-2009 Wahadi (Mantan) bahwa dengan transparansi maka akan menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat, dan masyarakat dengan sukarela mendukung program Pemdes. 

Kegiatan lain yang patut dibanggakan dari desa kecis, Pengadaan Bibit ternak untuk Warga kurang mampu sejumlah Rp.14.550.000.- untuk membeli kambing betina sejumlah 20 ekor ,kegiatan ini dilaksanakan bulan Oktober 2008 dengan kewajiban warga yang yang menerima sejumlah 20 KK, ada perjanjian diatas materai Rp. 6.000,- bahwa warga yang memperoleh berkewajiban untuk memelihara dan sepakat tidak menjual bibitnya, selanjutnya setelah kambing beranak yang ke dua, 1 ekor akan digulirkan Pemerintah desa kepada warga yang lain.  


Motto Pemerintah desa Kecis : tidak akan meberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk uang karena hanya akan habis dan tidak mendidik kemandirian!

By. Supono Carike

Jumat, 05 Juni 2009

Pemugaran Rumah Miskin ??? Kenapa Tidak





Pelaksanaan ADD Tahun 2008 sangat berbeda dengan pelaksanaan ADD tahun sebelumnya. Juklak ADD Tahun 2008 memberikan pemahaman kepada Desa bahwa pembangunan tidak hanya bersifat fisik tetapi meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan Desa, dengan tujuan utama adalah penanggulangan kemiskinan. Demikian halnya di bidang pembangunan infrastruktur, dimana kegiatan pembangunan tidak hanya terbatas pada pembangunan jalan, pembangunan jembatan, pembangunan irigasi, dan sebagainya. Di bidang pembangunan infrastruktur, Desa dapat menganggarkan kegiatan yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat miskin, seperti misalnya pemugaran rumah miskin.

Ngomong-ngomong masalah pemugaran rumah miskin, sedikit sekali Desa yang menganggarkan melalui ADD. Mengapa demikian? Beragam alasan yang dikemukakan oleh Desa yang tidak menganggarkannya, 2 diantaranya adalah karena keterbatasan ADD dan juga kerawanan sosial yang sangat mungkin timbul dari kegiatan pemugaran rumah miskin.

Desa Kebrengan Kecamatan Mojotengah barangkali bisa menjadi contoh dimana kedua alasan tersebut tidak berpengaruh disana. Pemugaran rumah miskin bukan inisiatif Pemerintah Desa atau BPD melainkan aspirasi dari masyarakat Desa Kebrengan. Melalui ADD Tahun 2008, Desa Kebrengan menganggarkan Rp. 5.000.000,- untuk pemugaran rumah miskin. Anggaran tersebut digunakan untuk pemugaran 5 rumah, dengan perincian 2 rumah rehab total dan 3 rumah tambal sulam/rehab ringan. 
Hebat ya? Hanya dengan Rp. 5.000.000,- bisa melaksanakan kegiatan pemugaran 5 rumah. Tapi apakah hasilnya memuaskan? Seorang arsitek bahkan orang awam pun tentu akan menjawab bahwa hasilnya tidak akan memuaskan, karena uang tersebut paling-paling hanya cukup untuk pemugaran 1 rumah. Jawaban tersebut memang benar, karena disamping anggaran ADD terdapat swadaya dan partisipasi masyarakat. Menurut Hj. MARFU’AH (Kades Kebrengan) dalam kegiatan pemugaran rumah miskin terdapat swadaya masyarakat kurang lebih Rp. 15.000.000,- dan pelaksanaan pemugaran rumah dilakukan secara gotong royong. 

Keterbatasan ADD? Kerawanan sosial? Ternyata kedua hal tersebut dapat teratasi apabila terdapat swadaya dan partisipasi masyarakat. Dan satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah “Pemerintah Desa Kebrengan tanggap terhadap aspirasi masyarakatnya”.
Anda butuh bukti nyata? Silahkan berkunjung ke Desa Kebrengan Kecamatan Mojotengah.
(By Kasi Pemer Kec. Mojotengah